Senin, 19 Maret 2012

hujan yang hanya menyapa dalam 10 detik membawaku ke arah sana
bersembunyi diantara ranting suara itu terdengar
dia yang sudah 100 tahun tak kulihat
hai, yaa hai, kta teman dekat, bukan kita teman lama


kemudian dia bercerita tentang hidupnya kini
awan ilusi membawanya menemukan cintanya
ya aku tahu
kemudian terdengar kata-kata tak ingin dan penyesalam
bagaimana bisa? itu pilihanmu? itu hidupmu kini
cerita itu berlanjut sampai kedua mata aku, kamu, kita saling menatap sangat dalam (sejujurnya ini yang aku rindukan)
"aku minta maaf"
"untuk apa"
"ya aku salah melangkah, seharusnya melangkah ke tempat yang ingin aku lalui"
"teruskan langkahmu"
"aku janji ada saatnya"
"kamu bicara apa", saatnya apa"
"aku akan jelaskan, tunggulah aku"
"sudahlah, haha, ini gurauanmu saja. sekarang aku yang minta maaf"
"maaf untuk apa"
"karena aku tidak mempercayaimu, sangat skeptis, tapi inilah aku sekarang"
"tidak apa apa, jagalah dirimu"
"aku tidak mau, aku tak mau menjaga diriku, aku ingin dijaga"
"oleh siapa"
"aku tak tahu,sudahlah"
"bagaimana denganku"
"sampai saat ini aku tidak tahu siapa kamu. jalani saja hidupmu sebaik baik kau bisa"
"baiklah" (tersenyum)

pertanyaan terbesarku adalah
UNTUK APA MEREKA BERAKTING?
belum cukupkah apa yang telah mereka miliki sekarang
aku seperti penonton setia menyaksikan cerita-cerita yang sama
kisah kisah ilusi dalam awan ilusi atau cinta dalam senyuman

 he say he rainbow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar